Sabtu, 15 September 2012

7 Alat yang Wajib Dimiliki Pengguna Kamera DSLR

7 alat wajib dimiliki pengguna kamera dslr
1. Baterai Cadangan
Sepertinya ini tampak sepele. Namun banyak fotografer pemula sering mengabaikan pentingnya baterai ekstra. Tentunya kita tidak pernah ingin ketika berlibur, dan tengah foto-foto, atau kegiatan berburu foto yang lain, kita bisa kehilangan momen luar biasa karena tiba-tiba indikator baterai kamera kita berkedip merah.
Dalam memilih baterai cadangan, kita bisa membeli baterai yang asli atau bisa juga membeli baterai third party yang secara harga tentunya bisa lebih murah. Baterai cadangan ini juga bisa disematkan langsung ke kamera Anda dengan bantuan grip.
2. Filter UV
Meskipun dari namanya jelas bahwa fungsi dari aksesoris ini adalah untuk filtering sinar UV, tetapi sebagaian besar fotografer menggunakannya sebagai pelindung lensa. Sebuah filter UV ditempatkan di atas lensa dan berfungsi untuk melindungi lensa dari debu, kotoran, dan goresan.
Untuk sebuah filter UV, memiliki harga berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp1 juta, tergantung pada merk dan kualitas. Secara umum, kita harus berinvestasi dengan membeli Filter UV jika kita tidak ingin terjadi masalah terhadap lensa yang kita pakai.
3. Camera Case atau Tas Kamera
Ini merupakan sebuah aksesoris yang wajib dan sangat direkomendasikan bagi Anda pengguna kamera DSLR. Alasan tas kamera sangat diperlukan karena kita harus memikirkan aksesori apa yang perlu kita bawa ketika kita bepergian. Baterai cadangan, kartu memori, card reader, filter, lensa tambahan, dan cleaning kit yang masing-masing akan membutuhkan tempat di tas Anda.
Setelah Anda tahu apa yang perlu disimpan, ini akan menjadi sebuah pertimbangan yang baik sebelum menentukan jenis tas atau ransel yang kita butuhkan.
Saran dari kami, belilah sebuah tas kamera yang memiliki banyak padding dan proteksi eksternal, sehingga peralatan kita aman dari hal-hal yang ada di luar yang mungkin bisa masuk dan mengotori kamera DSLR kita.
4. Cleaning Kit
Tidak peduli apakah kita menggunakan filter UV atau tidak untuk lensa kita, yang jelas kita membutuhkan aksesoris Cleaning Kit di dalam tas dan wajib dibawa ke mana pun. Cleaning Kit untuk kamera DSLR biasanya terdiri dari, Kain Microfiber untuk membersihkan sidik jari dan noda. Sebuah blower debu untuk menyingkirk
5. Hard Drive Eksternal
Jika kita awalnya terbiasa dengan kamera saku dengan ukuran file yang kecil, tampaknya kita harus siap dengan ukuran file yang besar ketika beralih menggunakan kamera DSLR. Kamera DSLR menghasilkan output jenis file jauh lebih besar, terutama ketika kita mengambil gambar pada resolusi super tinggi, RAW, atau format video HD.
Untuk mengakomodasi kebutuhan penyimpanan sejumlah file besar, kita bisa membeli hard drive eksternal. Kapasitas yang tepat tergantung pada seberapa banyak jepretan yang akan kita lakukan, tapi banyak yang salah di sisi keselamatan, jadi jika kita bisa, belilah hard drivedengan kapasitas penyimapanan setidaknya 1TB.
Setelah kita telah mengatur hard drive yang kita punya, segera membuat sistem untuk mengatur foto dan video sehingga kita akan tahu persis di mana untuk menemukan dan mem-backup foto secara cepat ketika dalam keadaan darurat.
6. Tripod
Tripod merupakan kunci utama menghasilkan jepretan yang tajam, potret diri sendiri, foto dengan eksposur yang lama, dan sangat membantu ketika sedang pemotretan dengan cahaya rendah.
Namun demikian, begitu banyak jenis tripod yang dapat kita pilih. Sebagai permulaan, mencari tripod, cari dan belilah tripod berbahan serat karbon yang ringan dengan ketinggian standar dengan kemampuan memutar secara vertikal untuk gambar potret.
Jika kita ingin mendirikan studio foto dan sering mengambil gambar untuk pesta dan foto produk atau barang buatan tangan, tripod dapat menjadi alat yang benar-benar berguna.
7. Lensa Fix 50mm
Jika kita bertanya bagaimana menghasilkan sebuah karya foto dengan efek bluring dan bokeh yang bagus baik blur di bagian depan maupun belakang dengan sebuah titik fokus, maka lensa Fix 50mm f1.8 adalah jawabannya.
Lensa ini sangat tepat digunakan untuk foto potrait, food photography, low-light photo, dan lain sebagainya. Lensa Fix 50mm merupakan lensa yang cukup baik dibandingkan hanya dengan lensa kit, dan yang paling penting lensa ini tidak seberapa mahal. Harga berkisar mulai Rp1 juta, tergantung merek dan bukaan lensanya.
Salam jepret!! [mor]

Review singkat dua lensa ultrawide zoom dari Nikon


Review singkat dua lensa ultrawide zoom dari Nikon


Kalau ditanya saat ini apa lensa wide dari Nikon yang paling populer, jawabannya bisa terbagi dua kelompok : lensa full frame atau lensa DX. Lensa full frame (tanpa ada tulisan DX di bodinya) bisa dipakai di kamera FX (misal D800) tanpa ada crop factor, maupun dipakai di kamera DX (misal D300) dengan adanya crop factor 1,5x. Sebaliknya kalau lensa DX selalu mengalami crop factor 1,5x bila dipasang di bodi Nikon apapun, FX atau DX. Anda ingin tahu kemampuan dua lensa wide Nikon yang saya uji kali ini? Simak selengkapnya.

AF-S 10-24mm f/3.5-4.5 DX – harga sekitar 9 juta

Lensa pertama yang saya jajal ini adalah lensa wide zoom seharga 9 jutaan, pengganti lensa sebelumnya AF-S 12-24mm f/4 DX. Kalau dicermati, lensa buatan 2009 ini lebih wide 2mm dari pendahulunya, tapi kini dengan bukaan variabel. Lensa DX ini dibuat untuk dipakai di Nikon DX seperti D40-D3100, D5100, D90-D7000 dan D300s dengan crop factor 1,5x. Maka itu secara fokal efektif lensa ini akan memberikan fokal setara dengan 15-36mm di kamera full frame.
Nama :
AF-S Nikkor 10-24mm f/3.5-4.5G ED DX (fokal setara dengan 15-36mm di kamera film atau FX)
Bodi :
Bodi plastik, mount logam, 460 gram, ada jendela distance scale, filter 77mm, tuas M/A-M untuk manual fokus.
Optik :
14 elemen, 9 grup, 2 ED, 3 asph., macro 1:5 (jarak fokus minimum 24 cm dari focal plane).
Diafragma :
Ada 7 blade, bukaan variabel, di 10mm maksimum f/3.5 minimum f/22, di 24mm maksimum f/4.5 minimum f/29.
Fitur :
Inner focus, bisa manual fokus override.
Distorsi :
Sangat terasa di 10mm, semakin di zoom semakin berkurang.
Ketajaman :
  • pada fokal 10mm : tajam
  • pada fokal 24mm : tajam
  • pada bukaan maksimum : tajam
  • bukaan di stop down sedikit : semakin tajam
  • pojok-pojok : agak soft di 10mm, agak tajam di 24mm
Bokeh :
Untuk apa mengejar bokeh pada lensa wide? Tapi bokeh lensa ini cukup baik.
Plus :
  • tajam bahkan di bukaan terbesar
  • kontras dan warna sangat baik
  • bisa mengunci fokus dari jarak sangat dekat
  • manual fokus override
Minus :
  • masih ada purple fringing di area kontras tinggi
  • distorsinya agak sulit dikoreksi
  • bukaan variabel, mengecil saat di zoom
Pesaing :
  • Tokina 11-16mm f/2.8 dengan bodi yang lebih kekar serta bukaan besar dan konstan, tapi tanpa motor fokus
  • Sigma 10-20mm f/4-5.6 EX DC HSM dengan harga 5 juta (best buy-harga dan kualitas berimbang)
  • Tamron 10-24mm f/3.5-4.5 Di (rentang fokal sama persis !!) harga hanya 4,2 juta tapi kualitas optik kurang baik
Sampel foto :
Foto dibawah ini diambil memakai fokal 10mm, klik untuk ukuran aslinya (16 MP).

AF-S 16-35mm f/4 VR – harga sekitar 12 juta

Lensa wide kedua yang saya jajal kali ini adalah pelengkap jajaran lensa Nikon kelas profesional bukaan konstan seperti AF-S 14-24mm f/2.8 (buatan 2007) atau AF-S 17-35mm f/2.8 (buatan 1999). Lensa AF-S 16-35mm f/4 ini cukup unik karena meski bukaan konstan tapi tidak begitu besar, alias hanya f/4 saja. Lensa FX ini dibuat tentu untuk dipakai di Nikon FX seperti D700/D800 dan D3/D4, tanpa ada crop factor. Memakai lensa ini di kamera FX akan menghasilkan sudut gambar yang sama dengan memakai lensa 10-24mm di kamera DX. Tapi lensa 16-35mm f/4 ini juga boleh-boleh saja dipakai oleh pemilik Nikon DX. Bila dipasang di DSLR Nikon DX (misal D300 atau D7000) maka lensa ini akan memberikan fokal setara dengan 24-52mm yang sudah meninggalkan kemampuan ultra wideangle-nya.
Nama :
AF-S Nikkor 16-35mm f/4G ED VR (fokal setara dengan 24-52mm bila dipakai di kamera DX)
Bodi :
Bodi plastik, mount logam, 680 gram, ada jendela distance scale, filter 77mm, tuas M/A-M untuk manual fokus dan tuas VR.
Optik :
17 elemen, 12 grup, 2 ED, 3 asph., Nano coating, macro 1:4 (jarak fokus minimum 29 cm dari focal plane).
Diafragma :
Ada 9 blade, bukaan fixed maksmimum f/4 minimum f/22 di seluruh rentang fokal.
Fitur :
Inner focus, bisa manual fokus override, VR generasi II.
VR test :
Saya coba memotret sampai selambat 1/4 detik dengan fokal 16mm dan hasilnya tetap tajam. Bravo..
Distorsi :
Terasa di 16mm, semakin di zoom semakin berkurang.
Ketajaman :
  • pada fokal 16mm : tajam
  • pada fokal 35mm : tajam
  • pada bukaan maksimum : tajam
  • bukaan di stop down sedikit : semakin tajam
  • pojok-pojok : tidak bisa dicek (karena pengujian memakai kamera DX)
Bokeh :
Untuk apa mengejar bokeh pada lensa wide? Tapi bokeh lensa ini cukup baik, lebih baik dari AF-S 10-24mm DX.
Plus :
  • tajam bahkan di bukaan f/4
  • kontras dan warna sangat baik
  • bisa mengunci fokus dari jarak sangat dekat
  • manual fokus override
  • VR generasi II
  • nano coating, bebas flare
  • bisa pasang filter
  • tidak ditemui purple fringing
Minus :
  • mahal (untuk ukuran lensa f/4)
  • bodi besar dan berat (untuk ukuran lensa f/4)
  • ring zoom terlalu dekat dengan bodi, memutarnya jadi perlu adaptasi lagi (ring manual fokus justru terlalu besar dan terlalu di depan)
  • lensa ini bukan pilihan menarik untuk pemakai kamera Nikon DX (rentang fokalnya justru mirip-mirip lensa kit 18-55mm f/3.5-5.6)
  • fokal 16mm belum terlalu wide untuk ultra wide angle photography (kalah sama AF-S 14-24mm f/2.8)
Pesaing :
  • Tokina 16-28mm f/2.8 dengan bukaan besar dan konstan, harga 8 jutaan
  • Sigma 12-24mm f/4.5-5.6 EX DG HSM dengan harga 8,6 juta
Sampel foto :
Foto berikut diambil dengan kamera DX, sehingga tidak mungkin mendapat fokal setara 16mm. Klik untuk ukuran aslinya (16 MP).
Bokeh test :
Untuk mendapat latar yang out of focus, diperlukan bukaan terbesar (f/4). Sebaliknya, bukaan terkecil (f/22) akan mendapat latar yang tajam. Foto-foto berikut ini sudah di resize karena hanya ingin memberi gambaran bokeh saja :
Pada 16mm f/4 :
Pada 16mm f/22 :
Pada 35mm f/4 :
Pada 35mm f/22 :